Di sore hari tepatnya di TIM (Taman Ismail Marzuki) iseng-iseng tidak jelas siapa yang mau dihubungi. Sambil membuat status " Menurut surve Satria Canter orang yang cepat kaya adalah pekerjaannya tidak tetap dan sering smsan " namanya juga status bb. Jarang orang menggubrisnya kecuali teman yang sering komunikasi dan dekat.
Entah berapa menit, perbincangan saya dengan teman ngopi sudah berganti banyak topik. Tidak saya sadari dari gerakan jempol sudah melayang sebuah permohonan untuk menjadi karyawan. Pengennya sich mau merobah pola normal seperti biasanya manusia bangun pagi dan bekerja. Karena selama saya mahasiswa hingga berkeluarga, belum pernah merasakan nikmatnya bangun pagi kecuali dapat teguran keras dan tugas.
Biar tidak terlalu jauh mengawang tinggi, saya ingin menjadi OB (Office Boy) istilah kantoran. Tapi saya plesetkan OB (Orang Besar) dalam hati. Meski saya ingin jadi OB beneran targetnya paling lama 3 bulanan, itupun kalau diterima. Pertama saya BBm bang Arief IP (Institut Proklamasi) saya pikir saya punya peluang tuk bekerja disana. Karena dulu 6 bulanan yg lalu OBnya meninggal siapa tau belum ada yg masuk.
BBmlah saya ke bang Arief
Nur ilham: askum gmn kbrnya bang
Arief: Waalaikumsalam
Arief: Alhamdulillah baik ham
Nur ilham: Lg dikantor bang.
Arief: Iya nih
Nur ilham: Boleh tanya sesuatu g bang, tapi jangan di ketawain
Arief: Ada apakah?
Nur ilham: Heheh.. Pengen jadi OB (Office Boy) bang, tapi cuman 3 bulanan aja. Kalau dikantor abang butuh OB saya siap.
Arief: Boleh aja
Arief: Ente bisa ngetik kan?
Arief: Ente bisa ke IP skrg
Nur ilham: Oke 20 menitan. q masih di TIM...
Arief: Ok
Hati ketawa kecil, antara iya dan tidak antara siap dan tidak siap. Tapi tekat sudah bulat ingin merubah pola hidup yang setiap paginya tidak pernah bisa bangun pagi (susah tuju turunan). Selesai ngopi dari TIM kita langsung mengantarkan teman ke Matraman, diperpajalan kena macet, tidak terlalu berkepanjangan. Tapi hati gelisah takut tidak sesuai waktu yang telah ditentukan.
Deruan motor, "greeeeng, greeeng" suara klakson " tiiiit, tiiiit, tiiitttt" dari belakang tidak kepayang. Sampai matraman tancap gas. Putar balik menuju proklamasi dimana tugu sejarah atas kemerdikaan negeri indonesia ini yaitu Tugu Proklamasi. Tapi bukan itu tujuan saya, saya ingin menemui bang arief di IP. Salah satu LSM yang dibentuknya entah untuk apa.
Dengan ketap-ketip mata terplesit, akhirnya sampai juga di kantor harapan. Motor kesangan alm mertua saya H. Mansyur Rosyidi tidak mau mati, hidup terus tidak mau berhenti. Ternyata kuncinya rusak dan tidak bisa masti. Entah petanda apa ini, saya masuk ternyata banyak orang berkumpul seperti sedang rapat akbar, sambil tersenyum nyalamin bang Arief, maunya cuman nyalamin satu orang saja tapi karena titahnya akhirnya saya harus memutar meja bundar untuk bersalaman.
Rasa semakin tidak enak karena tidak ingin mengganggu, saya langsung keluar tanpa basa-basi seperti seponsornya rokok sampoerna. Duduk diliuar sambil melepaskan udara dari mulut. Diterima tidak ya. Rasa gelisah terbuang " biarlah orang mau berkata apa, saya ingin berubah " ingin menjadi manusia normal dengan penghasilan normal. Meski butuh juga hasil-hasil mesterius untuk dibawa pulang kekampung sebagai hadiah agar bisa menciptakan lapangan kerja dikampung sana.
Hidup jakarta ini sulit, kejam, dan juga mengkhawatirkan. Ini jalan saya, harus ditempuh meski dengan isapan jari orang-orang yang tidak mengerti. Tanpa syarat dan ketentuan jelas saya diterima, tuk bekerja di IP, tapi bukan murni dikantronya. Saya ditunjuk menjadi juru ketik, membantu teman yang sudah ada, karena ketik tidak sekedar ketik melainkan mengumpulkan data, menulis ulang naman-nama orang dari KTP disalin ke exel. Gampang tapi rumit itulah kalau bersentuhan dengan tulisan kecil. Bismillah saya akan siap tidak mempermalukan kepercayaan orang terhadap saya. Masa bodoh orang mau bilang apa meski nantinya menjadi OB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar