Rabu, 11 Februari 2015

LARI


                Untuk mencapai kemenangan harus lari sekencang-kencangnya, mulai dari lomba lari, pemain sepak bola dan perlombaan lainnya yang menggunakan tenaga lari. Itu syarat mutlak untuk mencapai kemenangan. Dan itu sudah terbukti disemua perlombaan meski selain lari kencang juga butuh ketangkasan biar semakin afdol tk mencapai kemenangan.
                Jelas sudah terpenuhi, pertanyaan:  Apa semua dengan lari akan selesai semua urusan? yang jelas tidak. Koteks lari disini tidak berlaku bagi yang lari dari persoalan dan permasalahan. Hampir banyak yang mengalami masalah lari keluar negeri tertangkap, lari kerimbun belantara akhirnya keluar dengan sendirinya, lari bergedok menghilangkan jejak terdeteksi. Semua urusan tidak bisa selesai jika menggunakan jurus lari. Dan itu sudah terbukti, mulai dari orang yang tersandung korupsi, pencuri sapi, penipuan akhirnya timbul masalah baru karena lari.
                Melihat analogi tersebut bisa dipastikan dengan adanya doktrin “mundur selangkah adalah bentuk penghiatan” benar adany. Saya coba mengartikan jika mundur itu juga salah satu bentuk pelarian. Meski akhir-akhir ini juga disebutkan “ mundur selangkah mengatur setrategi” sah-sah saja jika itu bukanlah alabi belaka. Yang pasti lari tidak akan pernah menyelesaikan masalah.
                Jaman ini semakin semrawut kalau melihat keadaan dikota-kota besar, sudah tidak ada lagi persoalan yang bisa diselesaikan secara kekeluargan semua harus bayar. Rasa idividu lah yang membuat hampir semua keadaan harus lari ketika tergelincir dalam satu persoalan. Rasa aman didekat orang pun sudah tidak ada lagi hanya orang yang merasa sepenanggunganlah yang akan peduli. Sehingga pilihan lari dianggap lebih baik. Dari pada menghadapi untuk meneyelesaikannya, dan perlu diingat kalau tau diri juga salah satu syarat agar orang peduli.
                Dalam keluargapun juga mulai serupa, banyak persoalan-persoalan keluarga dihadapi dengan saling lari mencari cela. Tidak saling tebuka malah menggunakan  menggunakan jurus tertutup mungkin pikirnya dengan lari tertutup akan mengurangi rasa persoalan dan meringankan. Itu salah besar jika tidak ada kesadaran satu sama lain, tidak saling menyadari satu sama lain. Bila itu terus berlarut-larut akan terus meruncing seperti tusuk sate yang siap untuk ditempati daging-daging yang sudah tercabik oleh pisau dapur entah kapan terakhir diasah.
Kota bamboo 12 februari 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar